Senin, 12 Januari 2009

DATANG KAPAN SAJA DAN KARENA APA SAJA

Judul Buku : Karenamu Aku Cemburu
Jenis : Novel
Penulis : Asma Nadia, dkk
Penerbit : PT. Lingkar Pena Kreativa, Depok
Cetakan : Cetakan IV, April 2008
Tebal : 161 + x halaman

Bisa diyakini kalau cemburu merupakan salah satu sifat dasar manusia. Biarpun terasa sedemikian halus, sebagaimana yang dituliskan Ifa Afianti, salah satu kontributor tulisan dalam buku ini, dirinya tersentil oleh adanya perasaan itu, sedangkan ia sangat percaya tidak mudah dikuasai di masa-masa sebelumnya. Atau yang secara sadar tidak ingin dikuasai perasaan yang memeras hampir seluruh energi kehidupan manusia ini, seperti Syifa Aulia. Atau yang sengaja meninggalkannya setelah pernah mempercayainya sebagai salah satu kekuatan cinta, dan kemudian lelah, membiarkannya, mengganggap keberadaannya sebegai ketiadaan, sebagaimana ibu mertua Utie Arin.

Kehadiran cemburu, sebagaimana empat belas kisah yang dikemas oleh Asma Nadia ini telah mengisahkan pelangi kisah hadirnya mahluk yang bernama cemburu dalam kehidupan perempuan. Kedatangannya bak sirine kewaspadaan terhadap ancaman pada eksistensi perempuan (baca: istri), meski ternyata tidak selamanya juga mengancam biduk rumah tangganya. Seperti yang dikisahkan Fita Chakra yang merasa cemburu bukan pada perempuan, melainkan pekerjaan dan hobi suami. Karenanya terjadi tenggang komunikasi, ketersisihan, hingga keterasingan ¾ keberadaannya tidak berbeda dengan ketiadaannya :( :(.

Meski ada sisi kesamaan, namun cemburu masih berbeda dengan iri. Rasa ingin memiliki seutuhnya, namun bukan bermakna keserakahan dan bukan pula dominasi mutlak. Meski terkadang keberadaannya dianggap diluar akal sehat, terutama oleh laki-laki (baca juga: suami), tapi ia tetap mampu bercokol lantaran sumber kecemburuan itu juga dianggap mampu merebut perhatian dan simpatinya. Hanya karena foto masa lalu, atau foto artis (yang dituliskan Asma di buku ini), mertua, keluarga suami, bahkan mimpi....... yang jelas absurd!

Namun tidak bisa dipungkiri sejumlah produk teknologi komunikasi bak katalisator terjadinya peristiwa-peristiwa yang mengundang kehadirannya. Handphone menjadi primadona sebagaian besar hubungan tidak resmi dan sembunyi-sembunyi yang dilakukan beberapa suami, dan untuk beberapa lama dianggap aman. Tayangan situs, VCD/DVD porno dan budaya chatting dengan segala pengelanaan para cyberman menjadi jenis candu baru yang dalam batas waktu tertentu juga akan menjadi ancaman potensial bagi keutuhan dan keharmonisan pasangan suami istri.

Bagi beberapa perempuan, entah karena latar belakang masa lalu, proses belajar kehidupan yang cukup menyakitkan (akhirnya merasa lelah, merasa perlu untuk mengabaikan, atau hingga apatis), membaca dan belajar dari pengalaman hidup orang lain, atau juga karena aktivitas dan kesibukan yang menghabiskan sejumlah besar waktunya, memiliki pandangan dan sikap lain terhadap kecemburuan. Semakin memanjakan keberadaannya, semakin terasa besar sakit dan siksaan yang dirasakannya. Semakin terasa perih ketika sebagian atau seluruh semangat dan energi hidup dilucuti karenanya.

Buku ini tidak menasehati kita, bagaimana kita mengelola perasaan yang bisa hadir karena apa saja dan datangnya pun tak kenal waktu ini. Buku ini bukan buku psikologi perkawinan. Bukan juga buku panduan konseling pernikahan. Sehingga membacanya pun tidak memenatkan dan menggerahkan seperti berhadapan dengan konselor perkawinan (baca: BP4), meski menyesakkan dada karena empati, simpati, kelucuan, keunikan rangkain kisahnya.

Kita akan menemukan sejumlah magnet yang mengikat dengan sebagian kecil, besar atau bahkan seluruhnya karena adanya kesamaan dengan jalan hidup kita. Maka kita pun akan berusaha memerasnya, menuangkan sari patinya, menyiramkannya pada hati dan pikiran kita, dan berharap itu menjadi salah satu katalisator penguat kita dari ujian yang bernama cemburu..............



♥♥♥♥♥♥♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar